Rabu, 02 Maret 2011

sejarah gunung merapi

unung Merapi merupakan salah satu gunung paling aktif di bumi Nusantara, sejarah mencatat setidaknya letusan gunung Merapi sudah terjadi sejak 1000 tahun lalu. Dan karena aktivitas Merapi lah yang mengakibatkan berpindahnya kebudayaan kerajaan Mataram kuno ke daerah Jawa Timur.
Selain itu banyak desa dan candi-candi peninggalan kerajaan Mataram Hindu maupun Budha tertimbun abu vulkanik Gunung Merapi, candi-candi tersebut berada di dusun-dusun seperti Kadisoka, Kedulan, dan Sambisari (Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta). Selain itu letusan Gunung Merapi merubah wujud asli Candi Borobudur yang mulanya berada di tengah-tengah danau.
Saat ini Gunung Merapi yang berada di 4 Kabupaten di Jawa Tengah itu mulai beraktivitas lagi, berikut jurnal letusan Gunung Merapi paling dahsyat yang terekam sejarah.
Tahun 1006 M, menurut Van Bemmelen (1949) Gunung Merapi pernah meletus. Akibat letusan ini sebagian puncak runtuh dan longsor ke arah barat daya, tertahan oleh Perbukitan Menoreh, kemudian membentuk gundukan-gundukan bukit yang dikenal sebagai Gendol Hills.
Letusan di tahun ini menurut Wikipedia tercatat sebagai salah satu ledakan Gunung Merapi paling hebat membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram kuno harus berpindah ke Jawa Timur, karena tersapu lumpur, namun catatan Van Bemmelen ini masih banyak dipertentangkan dikalangan sejarahwan.
Sejarah mencatat sekitar abad 9-11 Masehi, Gunung Merapi kembali meletus. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa dalam letusan kali ini, diduga akibat letusan ini mengakibatkan candi-candi yang berada di kawasan sekitar Jawa Tengah bagian selatan terkubur akibat abu vulkanik ini.
Di tahun 1672 M Gunung Merapi meletus, akibat letusan itu 3000 orang meninggal dunia.
Gunung Merapi kembali meletus dahsyat di tahun 1786, di tahun ini tidak tercatat secara jelas jumlah korban yang tewas akibat ledakan tersebut.
Pada tahun 1822, kembali Gunung Merapi meletus tercatat setidaknya 100 orang meninggal dunia.
Hanya berselang 50 tahun tepatnya di tahun 1872, Gunung Merapi kembali menghamburkan abu vulkanik secara dahsyat akibatnya 200 orang meninggal dunia.
Di tahun 1930 letusan hebat kembali terjadi, kali ini aliran lava, piroklastika, dan lahar hujan, mengguyur dan menghancurkan 13 desa akibatnya 1400 orang tewas akibat peristiwa alam ini.
Selain letusan hebat diatas, setidaknya banyak letusan Gunung Merapi juga terjadi di tahun-tahun tersebut di bawah ini:
Tahun Korban Meninggal Dunia Korban Luka
1832 32 orang -
1872 200 orang -
1904 16 orang -
1920 35 orang -
1930 1369 orang -
1954 64 orang luka 57 orang
1961 6 orang -
1969 3 orang -
1976 29 orang luka 2 orang
22 November 1994 66 orang luka 6 orang
1997 tidak ada korban -
1998 tidak ada korban -
2001 tidak ada korban -
Mei 2006 2 orang meninggal -

sejarah mawar

Photobucket
BERGABUNGLAH DENGAN KOMUNITAS KEBUN MAWAR DAN DAPATKAN HARGA SUPER DISKON BAGI ANGGOTA KOMUNITAS KEBUN MAWAR

April 27, 2009

Sejarah Mawar

Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau Ratu Bunga merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis).

pelangi terindah

Pelangi Terindah


Bismillahirrahmanirrahim..


Hari itu saya bekerja seperti biasa. Masuk seawal jam 8.30 pagi. Sama seperti kebanyakan dari mereka yang mencari rezeki dengan makan gaji seperti saya. Hampir serupa dengan burung-burung yang berterbangan keluar dari sarang masing-masing, bertebaran terbang berkawan di awan. Bezanya mereka keluar mencari rezeki, barangkali cacing untuk mengisi perut, tetapi saya bekerja untuk dapatkan wang gaji.


Sesungguhnya Allah menciptakan dunia ini, bumi yang terhampar meluas, tumbuh-tumbuhan dan hujan yang turun, salah satunya adalah untuk manusia melata mencari rezeki, dan rahmat Allah tidak terhitung banyakknya, cuma terserah kepada kita bagaimana mendapatkannya. Tahu bezakan mana yang halal atau tidak.

Sewaktu menjejak kaki keluar dari kereta, melangkah menuju ke arah pintu ofis, cuaca pagi itu baik, cerah dan awan putih menghias langit biru. Subhanallah. Indahnya ciptaan Allah. Matahari pagi mula mengintai dari celah-celah awan, belum kelihatan wajahnya, namun cahayanya sudah bisa menjamah kulit, menyilaukan mata.

Saya berkira-kira, hari ini panas pasti hingga ke petang. Kaki terus melangkah masuk ke tempat kerja.


Selesai makan tengah hari dan solat Zohor, suara deruan angin kencang seakan 'naga mengaum' menyentuh cuping telinga saya. Selalunya, bunyi 'menakutkan' itu hadir bersama hujan lebat. Mungkin kerana ofis saya agak tinggi, bunyi angin yang kuat itu agak 'aneh' dan saya sendiri pernah kata, bunyinya seolah-olah 'alien' sedang bertebaran sekeliling opis kami, disokong oleh rakan sekerja yang lain.

Memang selama saya hidup, bunyi sebegitu tidak pernah didengari di mana-mana tempat lain. Hanya di situ, tempat kerja saya itu, pertama kali saya mendengarnya.
Ketika mula-mula berhadapan dengan keadaan tersebut, ia agak menakutkan dan mampu menegakkan bulu roma saya.

Tambah-tambah lagi bila saya menjenguk keluar opis melalui cermin tingkap, langit yang hitam pekat dan daun-daun berterbangan tidak tentu hala benar-benar menakutkan, gambaran kiamat sering berlegar di minda saya.

Lama-kelamaan, setelah panorama itu sering terjadi berulang kali, saya mula mampu mengadaptasikan diri dengan keadaan tersebut, sedikit demi sedikit perasaan takut itu mula hilang, namun tidak sepenuhnya.
Bunyi angin berderu kuat dan kilat sambung menyambung.

Saya cuba berlagak biasa walaupun perasaan gerun berjaya menjentik hati saya. Meneruskan kerja-kerja saya seperti biasa. Sambil membayangkan awan hitam dan hujan lebat di luar sana. Biarlah, hujan atau panas, semuanya dari Allah, semuanya ciptaan Allah. Saya cuba memujuk diri walaupun sebenarnya jauh di dalam hati ini perasaan gundah bermaharajalela.

Bukan kenapa, pernah satu ketika, ketika hujan lebat dan petir sambung menyambung, kami satu opis pernah bergelap akibat petir yang menyambar dan pernah juga ia menyambar bumbung opis menyebabkan sebahagian bumbung pecah. Trauma barangkali. ^_^


Setelah beberapa jam bumi menangis, Alhamdulillah, akhirnya hujan berhenti jua. Tiada lagi suara angin yang pelik. Tiada lagi bunyi petir membelah langit. Langit hitam kembali cerah. Perasaan suram dan hiba kembali ceria. Matahari yang tadinya menyorok kini kembali beraksi, mempamerkan wajahnya. Syukur Ya Rabb.


Lebih kurang 9 jam berlalu. Kini waktu bekerja sudah tamat, saya mengemas meja dan menutup suis komputer. Bersedia untuk pulang ke rumah. Malam hampir tiba, siang kian berlalu pergi, saya mahu segera pulang. Segera bergegas ke luar dari opis.


Sebaik sahaja melangkah keluar dari pintu opis, saya memandang ke langit. Subhanallah. Di hadapan mata saya, terbentang indah sebuah pelangi yang 'sempurna' sifatnya. Maha Suci Allah. Berpuluh tahun saya hidup, ini pertama kali saya melihat matahari yang seindah itu.
Lebih indah dari ini

Merah, jingga, kuning, hijau, biru, indigo dan ungu. Tujuh warnanya terang, tersusun tertib. Sangat besar menghias dada langit. Bentuknya 180 darjah, separuh bulatan benar-benar tegak di hadapan mata saya. Hanya lafaz Subhanallah yang mampu saya ucapkan. Ini pelangi yang terindah yang pernah saya lihat.


Namun kerana saya mengejar masa, mahu segera pulang, saya cuma berkesempatan untuk menikmati keindahan pelangi itu cuma untuk beberapa minit sahaja. Kononnya, imej pelangi yang indah itu sudah terakam kemas dalam kotak memori saya, kononnya, saya boleh 'recall' rupa sang pelangi itu bila-bila masa saya mahu, dan kononnya, mungkin saya berpeluang bertemu dengan matahari seindah itu lagi, atau mungkin lebih indah dari itu.

Saya memasang angan lalu segera menghidupkan enjin kereta, berlalu pergi meninggalkan matahari yang indah itu, walaupun berkali-kali saya menoleh ke belakang untuk melihatnya sekali lagi, namun lama-kelamaan, sang pelangi yang indah itu sirna jua dari pandangan mata saya. Hilang.


Sejak dari hari itu, saya ibarat sang perindu. Sering merindui pelangi yang indah itu. Sekadar membayangkan di minda tidak memadai. Mencari di laman web pelangi yang seindah itu juga tidak mampu mengubat rasa kerinduan. Setiap kali hujan lebat berlalu, saya sering mendongak ke langit, mengharapkan pelangi yang indah itu sekali lagi mengunjungi saya.

Sering juga saya tercari-cari di dada langit sebaik sahaja melangkah keluar dari pintu opis. Ah, sungguh! Saya benar-benar menjadi sang perindu.


Terbit rasa kesal kerana tidak menikmati keindahan pelangi terindah itu sepuas-puasnya. Mula menyalahkan diri kerana tidak merakamkan ciptaan Allah itu dengan menggunakan teknologi yang kian canggih. Muhasabah diri sendiri, supaya kelak lebih menghargai apa yang saya miliki dan jangan terlalu berharap kepada sesuatu yang tidak pasti.

Itu antara pengajaran yang dapat saya kutip.
Anda membaca, anda menilai.

Cerita saya mungkin sekadar cerita biasa, namun saya percaya, setiap dari kita mempunyai perpektif dan penilaian yang berbeza. Bergantung kepada pengalaman yang kita lalui, cara pemikiran kita dan matlamat hidup kita.
Jangan berputus asa, pandang ke depan.

Ingat lima perkara sebelum datang lima perkara yakni kaya sebelum miskin, sihat sebelum sakit, lapang sebelum sempit, sihat sebelum sakit dan hidup sebelum mati. Hidup cuma sekali, dan hidup di dunia ini cuma sementara. Buatlah amal, kumpullah bekalan sebanyak yang mungkin untuk menempuhi hidup yang abadi di akhirat sama.


Biarkan yang berlaku terus berlalu kerana yang berlalu tidak mungkin akan berlaku lagi. Past is past, done is done. Yang penting adalah bagaimana kita mengambil ibrah dan iktibar dari apa yang telah kita lalui, agar dapat memperbaiki diri menjadi insan yang lebih baik.

Hargailah pelangi yang kita miliki, mungkin itu kali terakhir kita mampu melihatnya. Dan mungkin juga itulah pelangi yang paling indah yang pernah kita nikmati seumur hidup kita. Ia pergi dan takkan kembali lagi. Dan biarpun pada mata insan lain, pelangi itu tidak sesempurna mana, jangan biarkan mereka menggoyah keyakinan kita, teruslah percaya dengan apa yang kita percayai, bersyukurlah dengan apa yang ada.


Sebelum berundur, pesanan buat diri sendiri, supaya sentiasa berfikiran positif, berlapang dada dan berbaik sangka terhadap apa jua yang menimpa diri. Sesungguhnya Allah tidak menciptakan sesuatu hanya untuk sia-sia, walau sebesar zarah sekalipun, pasti ada hikmah yang tersembunyi, cuma terserah kepada kita bagaimana mahu mengambilnya sebagai iktibar. Berkali-kali disebut dalam kitab suci Al-Quran, di sebalik kesulitan ada kemudahan, InsyaAllah.
Berserah dan bertawakkal kepada Allah.

Dengan lafaz bismillah, saya mengundur diri. Ingatkan saya andai saya lupa, perbetulkan saya andai saya silap. Teguhkanlah saya andai saya lemah, pimpinlah saya andai saya terjatuh Terangilah saya andai saya kegelapan, tunjukilah saya andai saya kesesatan. Ayuh! Berjalanlah bersama-sama saya, jangan di belakang atau di hadapan. Saya tak mungkin selamanya mengekori dan tak mungkin selamanya memimpin. Kerana saya insan yang lemah, yang tidak mungkin mampu berdir